https://societasdei.rcrs.org/index.php/SD/issue/feed Societas Dei: Jurnal Agama dan Masyarakat 2023-11-16T21:35:49+07:00 Redaksi societas.dei@rcrs.org Open Journal Systems <p><em>Societas Dei: Jurnal Agama dan Masyarakat</em> merupakan jurnal nasional yang dapat menjadi sumber informasi ilmiah bagi para peneliti di dunia akademik, lembaga penelitian, dan instansi pemerintah. Hasil peneltiian dari berbagai perspektif penulis dengan latar belakang agama yang berbeda memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menyebarluaskan nilai-nilai agama yang dapat bersumbangsih bagi terciptanya kehidupan beragama yang harmonis.<br /><br />Penerbit jurnal ini adalah <a title="RCRS" href="http://reformed-crs.org/" target="_blank" rel="noopener">Pusat Pengkajian Reformed Bagi Agama dan Masyarakat</a> (RCRS) dan secara rutin menerbitkan dua kali setahun, pada bulan April dan Oktober, dengan jumlah edisi setiap artikel minimal lima artikel. Edisi pertama diterbitkan pada April 2014. Sejak Volume 4 Nomor 2 Tahun 2017, jurnal telah terakreditasi secara nasional oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, No. 30/E/KPT/2019 (11 November 2019). Pada Volume 8 Nomor 2 Tahun 2021, jurnal telah reakreditasi SINTA 3 hingga Volume 13 Nomor 1 2026 berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Nomor 105/E/KPT/2022.</p> https://societasdei.rcrs.org/index.php/SD/article/view/429 Sampul Muka, Dewan Penyunting, Daftar Isi 2023-11-16T21:30:54+07:00 Sharon Budihardjo eren.sharon@gmail.com 2023-11-17T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2023 Reformed Center for Religion and Society https://societasdei.rcrs.org/index.php/SD/article/view/430 Biografi Penulis, Mitra Bestari, Panduan Penulisan, Sampul Belakang 2023-11-16T21:35:49+07:00 Sharon Budihardjo eren.sharon@gmail.com 2023-11-17T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2023 Reformed Center for Religion and Society https://societasdei.rcrs.org/index.php/SD/article/view/384 Pandangan terhadap Orang Asing 2023-08-11T12:02:23+07:00 Kevin Nobel Kurniawan Kevinnobel93@gmail.com <p>Artikel ini membahas tentang relevansi pemikiran Baumanian-Levinasian dalam sebuah analisis konkret mengenai penerimaan para pengungsi. Berbagai pendekatan klasik dan definisi cenderung memandang agama sebagai sebuah fenomena pengelompokan dan sebuah sarana ideologis dalam membentuk keteraturan sosial. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah pendekatan yang relevan mengenai agama sebagai dorongan etis untuk membangun inklusi sosial melalui proses transmigrasi. Pada tahun 2015, krisis imigrasi Eropa yang disebabkan oleh perang sipil di Syria telah memunculkan sikap xenofobia terhadap kaum imigran yang berujung pada Brexit di tahun 2020. Terdapat beberapa proses pemukiman bagi para pengungsi yang didorong oleh motivasi agama yang menjadi contoh praktis dan kritik etika terhadap ideologi liberalisme-sekuler. Adapun begitu, artikel ini turut menambahkan sebuah refleksi mengenai peran gereja di Indonesia sebagai ruang penampungan bagi para pengungsi dan kelompok marjinal yang serupa. Sebagai kesimpulan, kerangka berpikir Baumanian-Levinasian mengenai agama dan etika tetap memiliki relevansi yang cukup dekat dengan konteks masyarakat Barat dan Indonesia dalam membentuk inklusi, khususnya di tengah periode yang diwarnai dengan ketegangan politik.</p> 2023-10-31T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2023 Reformed Center for Religion and Society https://societasdei.rcrs.org/index.php/SD/article/view/396 Dua Puluh Lima Tahun Ketangguhan 2023-10-14T19:35:08+07:00 Nely Rahmawati Zaimah neyrzah@gmail.com <p>Dalam bayang-bayang peristiwa yang menggemparkan tahun 1998, masyarakat Kecamatan Sarang di Indonesia telah mengalami transformasi sosial dan budaya yang mendalam. Studi ini mengkaji dampak jangka panjang dari tahun yang tak terlupakan itu terhadap komunitas Tionghoa-Kristen di Sarang yang terkenal dengan budaya keagamaannya yang ketat, termasuk banyak pesantren dan berpengaruh tokoh-tokoh yang membentuk identitas budayanya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif melalui wawancara mendalam dengan enam orang Tionghoa yang memilih tinggal di Sarang. Metode ini berguna untuk membedah keterkaitan antara tragedi 1998 dan transformasi lanskap sosial tentang etnis Tionghoa. Penelitian ini juga membahas apakah fenomena psikokultural rekonstruksi dan asimilasi identitas, sebagaimana diuraikan oleh partisipan, berperan penting terhadap perubahan-perubahan ini. Dengan demikian, penelitian ini menawarkan wawasan kepada dinamika sosial yang lebih luas dalam negara ini.</p> 2023-11-08T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2023 Reformed Center for Religion and Society https://societasdei.rcrs.org/index.php/SD/article/view/391 Aktivisme Islam di Sekolah Menengah Atas 2023-09-07T18:34:56+07:00 Amin Mudzakkir aminlipi@gmail.com <p>Penelitian ini mengkaji perkembangan terkini aktivisme Islam di sekolah menengah atas (SMA) di Indonesia. Dengan menggunakan kerangka teori gerakan sosial Islam dari Wictorowitz, pertanyaan pokok penelitian ini meliputi: (1) kebijakan pemerintah apa yang memengaruhi aktivisme Islam? (2) Bagaimana jaringan aktivisme Islam dibangun? (3) narasi apa yang mereka kembangkan? Penelitian ini menggunakan studi kasus yang dilakukan di SMAN 51 Jakarta dan SMAN 31 Jakarta. Dengan melakukan wawancara terhadap 15 narasumber, observasi, dan studi literatur yang relevan, penelitian ini menunjukkan pengaruh kebijakan pendidikan, khususnya kurikulum 2013, terhadap pembentukan aktivisme Islam di sekolah menengah. Lebih lanjut, aktivisme ini menciptakan jaringan rohis (rohani Islam) yang menghubungkan siswa dengan dunia luar sekolah. Dalam jaringan ini, bingkai narasi mengenai kesalehan terus berubah sesuai konstelasi yang lebih luas. Kajian ini merekomendasikan agar aktivisme Islam di sekolah menengah dipahami secara komprehensif sebagai sebuah gerakan sosial, yang lebih dari sekadar bagian dari konservatisme agama, agar dapat ditangani dengan lebih tepat.</p> 2023-11-10T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2023 Reformed Center for Religion and Society https://societasdei.rcrs.org/index.php/SD/article/view/406 Membangun Jembatan Kesadaran Multiiman 2023-10-17T20:55:22+07:00 Hardiyan Triasmoroadi hardiyan.triasmoroadi@gmail.com <p>Berhadapan dengan ketegangan dan tantangan religius dalam konteks Indonesia, Greja Kristen Jawa Wetan menggumuli pertanyaan penting: "Bagaimana gereja dapat terlibat secara efektif di tengah konteks ketegangan religius dan sosial?" Menanggapi pertanyaan tersebut, penulis berpendapat bahwa gereja dapat membangun kesadaran multiiman dengan mengadopsi model yang berakar dari tradisi Jawa, yaitu <em>jagongan </em>dan <em>patuwen</em>, yang menjadi jembatan bagi gereja untuk membangun dan meningkatkan pembelajaran multiiman secara efektif. <em>Jagongan</em> meragakan karakteristik komunal, sedangkan <em>patuwen</em> menandai kualitas personal. Melalui studi ini, penulis berargumen bahwa baik <em>jagongan</em> dan <em>patuwen</em> mencerminkan dua gerak ganda Yesus—<em>exitus a Deo</em> dan <em>exitus a se</em>—yang mencerminkan gerak Yesus keluar dari Bapa dan diri-Nya sendiri yang mengarah pada kembali dan masuknya Yesus kepada Yang Ilahi. Gereja dapat menggunakan <em>jagongan</em> sebagai undangan kepada pelbagai individu untuk masuk dan berkumpul di ruang publik dan menggunakan <em>patuwen</em> sebagai strategi untuk menjangkau dan keluar ruang gerejawi demi merengkuh individu dalam ruang personal mereka. Saya akan mendemonstrasikan implementasi praktis<em> jagongan</em> dan <em>patuwen </em>sebagai ruang pembelajaran multiiman yang membangun kesadaran keadilan sosial di dalam gereja, yang disajikan melalui kemasan Festival Iman. Akhirnya, penulis menyimpulkan bahwa <em>jagongan</em> dan <em>patuwen</em> dapat mengedepan sebagai model yang memiliki daya untuk menjembatani dan memperkaya kesadaran multiiman gereja, inklusivitas, dan keadilan sosial dalam lanskap keragaman iman.</p> 2023-11-13T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2023 Reformed Center for Religion and Society https://societasdei.rcrs.org/index.php/SD/article/view/407 Agensi Pastor Paroki dalam Mewujudkan Gereja yang Berjalan Bersama Kaum Miskin 2023-10-18T18:47:30+07:00 Agus Widodo aguswidodo@usd.ac.id Martinus Joko Lelono martinusjoko@usd.ac.id Endang Sulastri endangs@ugm.ac.id Benediktus Tri Widiatmaka benediktus_widiatmaka@yahoo.co.id Pius Andi Primanto ppiusandi@gmail.com <p>Gereja Katolik terlibat memperhatikan orang miskin dalam upayanya untuk hadir di tengah masyarakat. Dalam berparoki, hal ini dilakukan melalui pengelolaan dana sosial, salah satunya adalah Dana Papa Miskin (Danpamis). Dalam konteks Keuskupan Agung Semarang, Danpamis merupakan kesempatan untuk berjalan bersama orang miskin, terbuang, dan yang martabatnya mengalami perampasan. Meskipun didasari oleh kehendak baik, tetapi misi ini masih sering kurang efektif di dalam pelaksanaannya. Penelitian yang dilakukan dengan metode campuran kuantitatif dan kualitatif melalui angket dan wawancara mendalam ini mencermati bagaimana pengelolaan Danpamis sebagai upaya gereja untuk semakin hadir di tengah kaum miskin. Penelitian ini memberi perhatian kepada peran pastor sebagai pintu masuk untuk memahami bagaimana makna kehadiran gereja sebagai tanda kehadiran Tuhan yang menyelamatkan orang miskin. Penemuan dari penelitian ini adalah bahwa peran agensi pastor paroki amat ditentukan oleh pengalaman spriritual dan pribadinya ketika berhadapan dengan kemiskinan serta kesadaran akan panggilan dan perutusannya untuk menjadi berkat bagi orang miskin.</p> 2023-11-16T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2023 Reformed Center for Religion and Society https://societasdei.rcrs.org/index.php/SD/article/view/428 Merengkuh Kesemestaan 2023-11-16T10:32:16+07:00 Albertus Bagus Laksana bagus.laksana@gmail.com <p>Buku <em>La grâce du végétal</em> menampilkan penalaran teologis yang unik dan segar mengenai <em>divine economy</em>. Dunia tumbuhan atau vegetasi adalah rahmat tidak hanya untuk diri mereka sendiri, tetapi juga untuk makluk lain, termasuk untuk manusia dalam sebuah relasi. Dalam krisis ekologis, semakin disadari bahwa tumbuh-tumbuhan adalah “penyedia kehidupan” (<em>provider of life</em>). Tumbuhan itu memersepsikan, merasakan dan mengomunikasikan … di luar penampakan mereka yang tampaknya bisu. Kita hidup bersama pepohonan dalam sebuah relasi yang ditandai oleh resonansi dan ketergantungan. Schaefer menawarkan sebuah konsep “<em>reciprocite significative</em>”, yakni hubungan timbal-balik yang penting untuk kedua belah pihak karena manusia juga memelihara dirinya sendiri ketika manusia memelihara pepohonan. Kalau logika ini diteruskan, mungkin mengarah pada kesimpulan besar seperti ini: segala sesuatu itu menjadi rahmat untuk yang lain. Barangkali, ada unsur kebetulan ketika saya melihat buku itu terpampang di rak yang sangat kelihatan. Namun demikian, di luar minat dan unsur kebetulan ini, mungkin topik ini juga mewakili gerakan pemikiran dalam bidang teologi dan pemikiran agama yang lebih luas, yang tidak hanya semakin inklusif tetapi juga “universal”, dalam arti: merengkuh kesemestaan (<em>the universe</em>). Pemikiran ini jelas menambah luas gerak inklusif teologi dan pemikiran keagamaan yang sudah meretas batas geografis dan kawasan (<em>theology without border</em>) atau batas-batas denominasi (oikumenis) dan batas agama (interreligius).</p> 2023-11-17T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2023 Reformed Center for Religion and Society