Vol 10 No 2 (2023): Merengkuh Kesemestaan
Schaefer menawarkan konsep “reciprocite significative”, yakni hubungan timbal-balik untuk kedua belah pihak karena manusia juga memelihara dirinya sendiri ketika ia memelihara pepohonan. Kalau logika ini diteruskan, mungkin mengarah pada kesimpulan besar: segala sesuatu itu menjadi rahmat untuk yang lain. Barangkali, topik ini juga mewakili gerakan pemikiran dalam bidang teologi dan pemikiran agama yang lebih luas dan tidak hanya semakin inklusif, tetapi juga “universal”, dalam arti merengkuh kesemestaan (the universe). Pemikiran ini menambah luas gerak inklusif teologi dan pemikiran keagamaan yang sudah meretas batas geografis dan kawasan (theology without border) atau denominasi (oikumenis) dan agama (interreligius).
Diterbitkan:
2023-10-31
Halaman Muka
Editorial
Artikel
-
Pandangan terhadap Orang Asing Tinjauan Baumanian-Levinasian atas Agama di Tengah Krisis Pengungsi
Abstract View : 179 times PDF View : 165 times -
Dua Puluh Lima Tahun Ketangguhan Dampak Sosiokultural Berkelanjutan atas Tragedi 1998 terhadap Etnis Tionghoa-Kristen di Sarang, Rembang, Jawa Tengah
Abstract View : 262 times PDF View : 136 times -
Aktivisme Islam di Sekolah Menengah Atas Perkembangan Terkini di Indonesia
Abstract View : 158 times PDF View : 113 times -
Membangun Jembatan Kesadaran Multiiman Sebuah Proposal Visioner dari Greja Kristen Jawi Wetan
Abstract View : 104 times PDF View : 56 times -
Agensi Pastor Paroki dalam Mewujudkan Gereja yang Berjalan Bersama Kaum Miskin
Abstract View : 186 times PDF View : 134 times
Halaman Akhir
-
Biografi Penulis, Mitra Bestari, Panduan Penulisan, Sampul Belakang
Abstract View : 116 times PDF View : 0 times